Senin, 16 Desember 2013

Iwan Nurdaya-Djafar

Lahir di Tanjungkarang, Lampung, 14 Maret 1959. Dikenal sebagai penyair, esais, cerpenis, penulis artikel dan buku serta penerjemah. Pendiri Dewan Kesenian Lampung ini termasuk salah satu di antara seratur orang Lampung yang terpilih oleh Harian Umum Lampung Post pada 2008 untuk dimuat dalam buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung.

Dia menulis untuk sejumlah surat kabar dan majalah seperti Horison, Amanah, Sarinah, Forum Keadilan, Ulumul Quran, Republika, Media Indonesia, Lampung Post, dan Pikiran Rakyat. Kumpulan puisinya bertajuk Seratus Sajak (Fajar Agung, Jakarta), Cerita dari Hutan Bakau (Trubus, Jakarta), bersama Dr. Todung Mulya Lubis menulis buku Hukum dan Susastra (Pustaka, Bandung). Menerjemahkan prosa lirik Kahlil Gibran berjudul Bagi Sahabatku yang Tertindas, Airmata dan Senyuman, Kematian Sebuah Bangsa, dan Sang Nabi -- keempatnya diterbitkan oleh Bentang Budaya, Yogyakarta. Terjemahannya Kakbah Pusat Dunia: Sebuah Mukjizat Ilmiah (The Ka'ba is the Center of the World) karya Saad Muhammad al-Marsafy diterbitkan Ilagaligo Publisher (2011).

Karl Marx: Nabi Kaum Proletar adalah terjemahannnya atas biografi ringkas Karl Marx karya F. Stepanova yang diterbitkan oleh Mata Angin, Yogyakarta. Karya terjemahannya: Tipologi: Sebuah Pendekatan untuk Memahami Islam karya Ali Syariati dan novel Hidup, Cinta dan Petualangan Omar Khayam karya Manuel Komroff diterbitkan Grafikatama, Jakarta.

Menerjemahkan bigrafi Obama: Promise of Change (Obama: Sebuah Janji Perubahan) karya David Mendell dan Yes We Can: A Biography of Barack Obama karya Garen Thomas serta menulis buku tentang Obama berjudul Bianglala Obama. Juga, menyunting karya sastra Lampung klasik Warahan Radin Jambat dan Tetimbai Dayang Rindu yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung.

Iwan menyimpan banyak manuskrip terjemahan yang belum diterbitkan seperti Perselingkuhan di Surga: Dekonstruksi atas Seberkas Terjemah dab Tafsir Ayat Al-Quran; novel The Martian Chronicles (Serangkaian Peristiwa di Planet Mars) dan Now and Forever karya Ray Bradbury; Man from the East (Lelaki dari Timur) karya Dr Mohsen El-Guindi, Sutra River (Sungai Sutra) karya Gita Mehta, Vita Sexualis karya Ogai Mori, Pedro Paramo karya Juan Rulfo, Amu karya Shonali Bose, A Thousand Rooms of Dream and Fear karya Atiq Rahimi, Buying a Fisihing Rod for My Grandfather karya Gao Xingjian, The Attack karya Yasmina Khadra, dan The Sonnets karya William Shakespeare. Juga menerjemahkan Islam pada Abad Keduapuluh-satu (What Do Muslim Believe) karya Ziauddin Sardar, Senandung Kecil Geisha karya Liza Dalby, No Room for Terrorism in Islam dan Paradise: The Believers' Real Home karya Harun Yahya. Dia juga telah selesai menerjemahkan A New Approach to the Study of the Quran karya Dr Hasanuddin Ahmed, Rubaiyat dan Masnawi karya Jalaluddin Rumi, Seratus Puisi Kabir, kumpulan puisi Rabindranath Tagore, puisi klasik Jepang, dan entah apa lagi..

Iwan juga menulis buku Sastra Lampung Klasik, Leksikon Sastra Lampung, Pepatah-petitih Lampung (meliputi koleksi OL Helfrich dalam Lampongsce Raadsels, Spreekwoorden en Spreekwijzen).

Dari istrinya Cut Hilda Rina, Iwan dikaruniai dua putri: Rabia Edra Almira dan Selma Ilafi Alzahra. Bersama keluarganya dia berdomisili di Bandar Lampung dan bekerja sebagaio pegawai negeri sipil. n

Bukunya yang diterbitkan Pustaka LaBRAK:
* Warahan Radin Jambat (penyunting)

Kontributor untuk: Rumah Berwarna Kunyit' (2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar