Judul buku: Warahan Radin Jambat
Penyunting: Iwan Nurdaya-Djafar
Redaktur Ahli: Hilman Hadikusuma
Penerbit: Pustaka LaBRAK, Bandar Lampung
Cetakan: I, Juni 2011
ISBN: 979-974-102-6
Tebal: vii + 55 halalam
Sebelum abad ke-17, orang Lampung sudah mengenal seni pertunjukan sastra. Pertunjukan Warahan Radin Jambat dapat memakan waktu bermalam-malam. Oleh karena itu, orang Lampung Way Kanan menyebutnya ruwahan. Warahan Radin Jambat adalah cerita rakyat yang hidup dalam hati orang Lampung.
Warahan Radin Jambat terbagi dalam 49 bagian. Setiap bagian diawali dengan seruan pembuka yang berbunyi, "Aaaaa..." Pembuka seperti ini menandakan cerita ini memang digubah untuk dipentaskan.
Kisahnya menceritakan ihwal Radin Jambat mencari jodoh. Banyak gadis dijumpai, tetapi tidak ada yang mampu meluluhkan hati Radin Jambat karena ada sifat dan perangai buruk, dan oleh karena itu, "muli sina celaka, ditunggu celakaku." Di ujung pencarian, akhirnya dia bertemu jodoh yang diidam-idamkan, yaitu Putri Betik Hati, gadis yang meiliki sifai dan perangai baik.
Teks Warahan Radin Jambat didapatkan Profesor Hilman Hadikusuma (alm) dari Ny. Yoshie Yamazaki dari Tsuda College, Jepang semasa beliau mengadakan penelitian tentang transmigrasi di Lampung tahun 1984-1986. Panjang 703 bait. Bentuknya reringget, yang paling tua di Lampung, dengan pola persajakan tetap dan terikat oleh banyaknya baris dalam tiap bait. Reringget lebih mendekati sifat pantun.
Warahan ini diterbitkan sebagai salah satu usaha untuk menyelamatkannya, seperti kata pepatah Lampung: Mak Lampung lebon di bumi. n
Penyunting: Iwan Nurdaya-Djafar
Redaktur Ahli: Hilman Hadikusuma
Penerbit: Pustaka LaBRAK, Bandar Lampung
Cetakan: I, Juni 2011
ISBN: 979-974-102-6
Tebal: vii + 55 halalam
Sebelum abad ke-17, orang Lampung sudah mengenal seni pertunjukan sastra. Pertunjukan Warahan Radin Jambat dapat memakan waktu bermalam-malam. Oleh karena itu, orang Lampung Way Kanan menyebutnya ruwahan. Warahan Radin Jambat adalah cerita rakyat yang hidup dalam hati orang Lampung.
Warahan Radin Jambat terbagi dalam 49 bagian. Setiap bagian diawali dengan seruan pembuka yang berbunyi, "Aaaaa..." Pembuka seperti ini menandakan cerita ini memang digubah untuk dipentaskan.
Kisahnya menceritakan ihwal Radin Jambat mencari jodoh. Banyak gadis dijumpai, tetapi tidak ada yang mampu meluluhkan hati Radin Jambat karena ada sifat dan perangai buruk, dan oleh karena itu, "muli sina celaka, ditunggu celakaku." Di ujung pencarian, akhirnya dia bertemu jodoh yang diidam-idamkan, yaitu Putri Betik Hati, gadis yang meiliki sifai dan perangai baik.
Teks Warahan Radin Jambat didapatkan Profesor Hilman Hadikusuma (alm) dari Ny. Yoshie Yamazaki dari Tsuda College, Jepang semasa beliau mengadakan penelitian tentang transmigrasi di Lampung tahun 1984-1986. Panjang 703 bait. Bentuknya reringget, yang paling tua di Lampung, dengan pola persajakan tetap dan terikat oleh banyaknya baris dalam tiap bait. Reringget lebih mendekati sifat pantun.
Warahan ini diterbitkan sebagai salah satu usaha untuk menyelamatkannya, seperti kata pepatah Lampung: Mak Lampung lebon di bumi. n
dimana bisa pesan buku ini??
BalasHapusSilakan hubungi Bapak Iwan Nurdaya-Djafar via https://www.facebook.com/iwan.nurdaya
BalasHapusTabikpun jama pusekam, sikam kilu bagi sai buku sina.. sikamja galak nengis cerita jak Mbay bakas.. wat rasa ngiram haga Membacana.
BalasHapusDi mna saya bisa mendapatkan buku ini. Salam dari tanggamus
BalasHapus