Selasa, 28 Juli 2015

"Sajak Bujang Tak Punya Uang” Tri Purna Jaya Buat Pembaca Terpingkal-Pingkal

Oleh Adian Saputra

Tri Purna Jaya
Duajurai.com, Bandar Lampung – Ada satu sajak dalam buku kumpulan puisi karya wartawan Tribun Lampung dalam buku Senja Menuju Pulang ini yang lucu dan membuat pembaca terpingkal-pingkal. Duajurai.com mengutip status Facebook Udo Z Karzi, Direktur Pustaka Labrak, yang menerbitkan karya anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung ini.

Silakan disimak ya.


Sajak Bujang Tak Punya Uang:

Sabtu ini terlihat sendu
ketika kusadari betapa tipis ini saku
dompet biru merajuk malu
saat kusapa, “Aku kangen kamu”

Oh hari Sabtu
tangki bensin berdebu
duhai malam Minggu
meringkuk memegang erat perutku.


Oki Hajiansyah Wahab, seorang netizen yang juga anggota AJI Bandar Lampung sampai terpingkal-pingkal usai membaca sajak bikinan jurnalis yang sebentar lagi memasuki jenjang rumah tangga ini.

“Sajak Bujang Tak Punya Uang ini yang bikin ngekek, wakakakaka,” tulis Oki dalam percakapan Facebook.

Pustaka Labrak dan Indepth Publishing bekerja sama menerbitkan kumpulan puisi Tri Purna Jaya ini. Insya Allah sebentar lagi pembaca di Bandar Lampung bisa membeli buku kumpulan puisi yang bahasanya segar dan tak njelimet ini.

Sumber: DuaJurai.com, 28 Juli 2015

Pustaka Labrak-Indepth Publishing Terbitkan Buku Puisi Jurnalis Tribun Lampung Tri Purna Jaya

Oleh Adian Saputra

Duajurai.com, Bandar Lampung – Pustaka Labrak dan Indepth Publishing berkolaborasi menerbitkan buku kumpulan puisi wartawan Tribun Lampung Tri Purna Jaya. Judul buku kumpulan sajak itu Senja Menuju Pulang.

Udo Z Karzi dari Pustaka Labrak dalam status Facebook yang menandai duajurai.com Selasa, 28/7/2015 menjelaskan, puisi-puisi Tri ini meluncur lincah tanpa beban dalam baris-baris membuat puisi-puisinya terasa hidup.

“Tanpa harus njelimet memikirkan makna di balik larik-larik, Tri berhasil membangun suasana intens dan mesra dengan pembaca. Ya jelas saja, hal ini menjadi daya tarik tersendiri dari karya-karya wartawan Tribun Lampung ini,” tulis Udo yang belasan tahun menjadi wartawan Lampung Post. Kini Udo menjadi redaktur pelaksana Fajar Sumatera.

Kata Udo, Tri termasuk penyair hujan juga. Bisa kita lihat dari banyak puisi yang menerakan “hujan” dalam judulnya seperti Kala Hujan yang mengawali kumpulan sajak ini. Lalu, Tentang Hujan dalam Misteri Berkepanjangan, Hujan dan Kita, Pertanyaan-pertanyaan Miris dalam Beberapa Kisah yang Sedikit Melankolis, Hujan di Stasiun, Hujan Pasti akan Datang, dan Kisah Hujan Ihwal Awan.

“Ada juga sajak berbicara hujan dalam judul yang tidak jauh dari sesuatu yang berhubungan dengan hujan: Tak Lagi Merona, Andai Saja Aku Pelangi, dan Aksara yang Tercecer,” tulis Udo.

“Saya memang suka menulis puisi saat hujan datang,” kata Tri suatu ketika. Selamat ya Tri.

Sumber: DuaJurai.com, 28 Juli 2015