Tita Tjindarbumi,
nama yang lebih sering dipakai di semua tulisan
Nita Tjindarbumi, terutama pada karya fiksi. Mengawali kiprahnya di
dunia kepenulisannya sejak masih di Sekolah Menengah Pertama, yakni sebagai
penulis puisi di majalah dinding sekolah. Sebagai anak dari pemilik toko
persewaan buku yang lapaknya terletak di daerah Enggal, Tanjungkarang
(Bandarlampung), Tita sudah melahap berbagai jenis bacaan yang ada di lapak
orang tuanya.
Saat
kecil bercita-cita jadi dokter, tak terpikir olehnya menjadi penulis. Namun,
setelah nilai pelajaran Bahasa Indonesia dan mengarang selalu mendapat nilai
istimewa, Tita semakin getol menulis puisi dan menulis tentang kejadian di
kesehariannya di buku tulis.
Keberaniannya mengirimkan karyanya ke media baru muncul saat Tita pindah ke kota Surabaya. Jauh dari orang tua, rindu pada teman, terkenang pada kota kelahirannya, membuat Tita lebih serius mencurahkan perasaannya di cerpen. Tak hanya itu saja alasannya, kesehariannya di Surabaya yang menjadi anak rantau membuat Tita terus berjuang untuk bisa mandiri dan menyelesaikan kuliahnya di Surabaya.
Kini,
sebagai ibu dari putra putrinya yang kuliah, Tita lebih memilih lebih banyak di
rumah menggeluti bisnis rajut, menulis buku rajut – Bikin Rajutan yang Gaya Yuuuk (2014) dan 101 Rajut (2015)--, menulis cerpen, review buku, sesekali puisi, dan menjadi instruktur rajut. Selain
itu sesekali melayani konsultasi hukum sebagai mana layaknya profesi advokat.
Cerpen-cerpennya
sudah banyak dimuat media, diantaranya di Anita
Cemerlang, Kartini, Gadis, Mitra,
Nona, Liberty, Lampung Post, Fajar Sumatera, dan Story. Buku yang
diterbitkan, antologi cerpen (bersama) Novel Horor Komedia (bersama beberapa
teman), antologi puisi, Kisah Inspiratif, dan lain-lain. []
Bukunya yang diterbitkan Pustaka LaBRAK:
~ Batu Serampok (2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar