Penulis: Tita Tjindarbumi
Penerbit: Pustaka LaBRAK, Bandar Lampung
Cetakan: I, Oktober 2015
Tebal: ix + 135 hlm
ISBN: 978-602-9673-1-5-9
Lama tak
membaca cerpen-cerpen Tita, tiba-tiba buku ini hadir menunjukkan bahwa dia
masih aktif dan kreatif mengolah kata. Bagi penggemarnya, ini tentu saja sangat
ditunggu. Kepekaannya menangkap masalah yang terjadi pada perempuan – tema yang
disukainya--bisa menjadi renungan.
~ Farick
Ziat, penulis
dan editor
Pada dunia yang menua ini, adakah lagi sesuatu yang baru di bawah matahari? Segala hal telah menjadi vintage bahkan didaur ulang berkali-kali. Tapi bagi seorang perajut, Tita Tjindarbumi, cerita hidup yang lawas itu justru menjelma 'benang hidup', dengan pengolahan sederhana cerita-cerita pendek ini seolah menjadi kaca benggala bagi pembaca untuk melihat diri sendiri dan dunia hari ini.
~ Sanie B Kuncoro, menulis novel Garis Perempuan,
Mayan, Memilikimu
Keping-keping realitas dengan tokoh
yang hampir selalu disudutkan pada luka cinta, itulah kehidupan yang dipaparkan
Tita dalam cerpen-cerpennya. Pengalaman sebagai jurnalis memberikan pilihan
untuk tidak memanjakan fantasi.
~ Kurnia Effendi, penulis novel, cerpenis
Tita
Tjindarbumi bukan penulis ingusan, bukan penulis kacangan. Cerpen-cerpennya
penuh dengan realita hidup yang sering pahit tetapi pada saat yang sama membuat
kita merenung dalam-dalam, atau bahkan menertawakan hidup. Tulisan Tita tulus,
penuh gairah yang berkobar, cinta yang membakar.
~Tina K,
penulis
Dengan cerpennya, Tita Tjindarbumi mengonkretkan pengalaman perempuan.
Antologi Batu Serampok mengusung
perspektif seorang perempuan untuk mempertontonkan dunia yang kaya emosi, yang hanya bisa
dibayangkan oleh kaum laki-laki. Membaca Batu
Serampok adalah mengutuhkan penghayatan atas segenap keberadaan kita
sebagai manusia.
~ Kahfie Nazaruddin, dosen sastra Universitas Lampung
TitaTjindarbumi bukan nama
asing dalam percaturan cerpen di Indonesia, "jebolan" Anita Cemerlang ini sampai sekarang
masih setia dengan dunia "mimpi"-nya. Dan, bagi perempuan cerpenis
asal Lampung dan menetap di Surabaya ini, pulang adalah kunci bagi menghimpun
kenangan-kenangan (dan kerinduan) yang pernah tercecer semasa kanak-kanak. Di
dalam kumpulan cerpennya ini, terkuak hal-hal yang saya terangkan itu, seperti
cerpen yang memimpin cerita-cerita lainnya; Batu
Serampok.
Sebagai perempuan Tita juga
mengedepankan ihwal gender. Sejumlah cerita yang membicarakan lelaki terhimpun
di sini, di samping dunia keperempuanan itu sendiri. Tentu sangat menarik, dan
patut dibaca dan dihargai. Inilah perempuan cerpenis semasa remaja di Jalan
Raden Intan Gang Tjindarbumi, Bandar Lampung.
~ Isbedy Stiawan ZS, sastrawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar