Kamis, 21 September 2017

Meniti Jejak Tumbai di Lampung: Zollinger, Kohler dan PJ Veth

Judul: Meniti Jejak Tumbai di Lampung: Zollinger, Kohler dan PJ Veth--Lampung Tumbai 2015
Penulis: Frieda Amran
Penerbit: Pustaka LaBRAK, Bandar Lampung
Cetakan: I, September 2017
Tebal: xvii + 215 hlm
ISBN: 978-602-74519-9

Inilah kisah tiga orang kulit putih yang waktu itu bekerja sebagai pegawai birokrasi Belanda: seorang berwarganegara Swiss, bernama Henrich Zollinger dan seorang lagi bernama Kohler (Kapten tentara Belanda). Ada pun penulis ketiga, PJ Veth malah belum pernah ke Lampung. Dia mengolah kembali catatan-catatan birokrat Belanda di Lampung menjadi satu tulisan yang rinci. Ketiga lelaki itu hidup pada kurun waktu yang berbeda-beda. Mereka membuat catatan-catatan rinci tentang Lampung, meskipun mereka relatif tinggal sebentar saja di Lampung.


Dengan titik tolak kritis, kita bisa membaca dengan benar catatan-catatan tentang geografi, geologi, lingkungan alam, fauna dan flora di Lampung ketika hampir seluruh wilayahnya masih tertutup oleh hutan-hutan rimba dengan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi dan ketika masih banyak binatang buas seperti harimau dan buaya-buaya yang ganas. Henrich Zollinger misalnya, mencatat tentang bahasa dan aksara Lampung, tata-cara perkawinan, ritual kebangsawanan, dan kerajinan tangan serta seni tenunan Lampung yang tersohor.

Buku ini berfungsi untuk mengingatkan suku Lampung adalah suku yang kaya dan patut bangga akan adat-istiadat mereka yang mempunyai akar kokoh di masa lalu. Kebijakan transmigrasi pemerintah secara besar-besaran telah mempengaruhi secara drastis ekonomi dan kehidupan mereka.

~ Dr. Nasir Tamara, Ketua Umum Persatuan Penulis Indonesia (Satupena)


Frieda Amran, Antropolog; Pemerhati sejarah sosial budaya Sumatera bagian selatan. Meniti Jejak Tumbai di Lampung: Zollinger, Kohler dan PJ Veth—Lampung Tumbai 2015 ini merupakan kumpulan artikel ‘Lampung Tumbai’ karyanya yang kedua. Sebelumnya, Mencari Jejak Masa Lalu Lampung: Lampung Tumbai 2014 (2015 dan edisi kedua, 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar