Kamis, 01 September 2016

Menulis dan Membukukan Lampung Barat

Sekincau (FOTO: BUDHI MARTA UTAMA)
BAIKLAH, saya bermaksud mengumpulkan tulisan-tulisan berkenaan dengan Lampung Barat. Ada dua event yang mendorong saya melakukan ini. Pertama, Hari Ulang Tahun ke-23 Lampung Barat, 24 September 2016. Kedua, Pemilukada Lampung Barat 2017.

Yang terakhir, saya sebenarnya berharap ada "pertarungan gagasan" -- meminjam istilah Syarief Makhya -- mengenai bagaimana seharusnya membangun Bumi Sekala Brak dari para bakal calon bupati. Tapi, sikap pragmatisme dari banyak pihak memustahilkan hal tersebut.

Tapi, saya suka karena di luar "pertarungan politik", tetap ada suara-suara lain yang menghendaki Lampung Barat bisa bergerak maju dan meninggalkan ketertinggalannya yang dituangkan dalam bentuk puisi, cerpen, dan artikel/esai di berbagai tempat/media.


Itu sudah, sekarang timbul masalah, adakah penulis-penulis itu bersedia tulisan mereka saya himpun dan kemudian saya buku kan? Soalnya saya bergerak sendiri, syukur-syukur nanti ada yang mau mendukung.

Saya -- dengan berat hati -- mengatakan tidak mampu memberikan honorarium bagi penulis yang tulisannya akan dimuat di buku itu nanti. Saya hanya akan memberikan 2 eksemplar bukti pemuatan dalam buku yang akan terbit nanti.

Jika, Bapak/Ibu/minak muari seunyinni bersetuju dengan ide ini, silakan kirim tulisan (puisi, cerpen, esai, artikel, foto juga boleh) ke email: pustakalabrak@gmail.com.

Untuk tulisan yang pernah dimuat di media lain, harap mencantumkan sumbernya, misalnya pernar dimuat di Fajar Sumatera, 30 Agustus 2016 atau tulisan ini dimuat juga di buku....

Rencananya, buku ini akan diluncurkan saat Pelantikan Bupati Lampung Barat terpilih sebagai sumbang pemikiran dari para kontributor buku bagi kemajuan Lampung Barat.

Hal-hal lain, akan diatur lebih lanjut.

Terima kasih. Tabik.

Wassalam,

Udo Z Karzi
Editor di Pustaka LaBRAK
email: pustakalabrak@gmail.com


INVENTARIS TULISAN

Beberapa tulisan sudah saya inventaris; tinggal menunggu persetujuan penulisnya, di antaranya:

1. Sepotong sajak. Kabarnya, sajak ini Juara II Lomba Cipta Puisi Narasi Pariwisata-Budaya Festival Krakatau 1999. Juara I-nya Ari Pahala Hutabarat, sedang juara III Andriansyah.
Ya, hadiahnya lumayan. Hehee...

Sajak itu:

BAGAIMANA MUNGKIN AKU LUPA

bagaimana mungkin aku lupa padamu. berabad-abad silam aku lahir dari airtanahmu. kehijauan bukit-bukit dan kebiruan gunung pesagimu membuat rinduku takkan sirna. way setiwang, way robok, dan way sindalapai mengaliri setiap nadi kehidupanku. air terjun, panorama, dan hutan kubuperahu menyimpan gelora jiwaku yang tak terpadamkan.

aku melihat muli-meghanai berbalas-pantun dan menari dalam nyambai menghibur sang pengantin yang bersanding. tertawa, bersenda-gurau, dan mencari pasangan. inilah waktu yang senantiasa dinanti: nayuh, saat sanak-famili, karib-kerabat beguai jejama merampungkan hajat, mempertemukan ghasan sepasang kekasih.

: hidup baru telah dimulai!

bagaimana bisa aku lupa ketika dingin, embun, dan gerimis pagi memanjakan tubuhku yang letih. kehangatan kopi kentalmu    membangunkan semangat menuju ladang, sawah, dan kebun kehidupan.  jalan setapak berliku-liku yang basah kehujanan semalam menguatkan langkah kaki petani-petani menyongsong matahari. palawija, padi, dan kayu manis adalah anugerah dari kesuburan tanah di balik bukit.

berdiri di ketinggian sekara jaya, aku menyaksikan awan-awan tersangkut di bukit bukit. desir angin, gemericik air, dan desau ilalang membisikkan gelora cinta liwa kota berbunga ke telingaku. lembah-ngarai dan telaga ham tebiu semakin mendalamkan makna kehadiranmu dalam setiap denyut zaman.

dengarlah, di kejauhan nyanyian sagheh melantunkan kerinduan pada kekasih. kicau burung, kokok ayam, dan lenguh lembu sambung-menyambung mengokohkan janji: aku bagian darimu. aku tak mungkin berpisah darimu, meski telah jauh mencari sesuatu yang tak pernah aku jumpai bersama orang-orang kalah di kota-kota.

: bagaimanapun aku tetap orang desamu!

suatu kali, aku akan mengenang gajah, badak, ularmu yang begitu bersahabat denganku dan saudara-saudaraku, yang entah bagaimana kini menjadi beringas dan masuk kota. "harimau memangsa manusia," koran menulis. ah, aku hampir tak percaya.

aku ingat lebaran ketika sekura keliling kampung, saat muli-muli di lepau rumah rumah panggung tersenyum manis menyaksikan tarian dan nyanyian mereka. keramahan tuan rumah  menyambut tamu membuat kesan tersendiri dalam diriku. duh, lezatnya lemang, tat dan kembang goyang. orang-orang pergi dan orang-orang pun datang.

: jadi, bagaimana mungkin aku lupa padamu.

1999

2. Lalu, beberapa hari lalu, Asrian Hendi Caya menulis "Redefinisi Ekonomi Lampung Barat" (Lampung Post, 23 Agustus 2016). Lengkapnya: http://lampost.co/berita/redefinisi...

3. Pemilukada Lampung Barat: Akankah Menjadi Persaingan Sempurna? -- Ari Darmastuti (Lampung Post, 29 Agustus 2016). Klik aja: http://lampost.co/berita/pemilukada...

4. Disambung Arizka Warganegara menulis "Menapaki Pembangunan Lampung Barat" (Lampung Post, 1 September 2016). Selengkapnya:  http://lampost.co/berita/menapaki-p...

5. Sebelumnya ada Eko Sugiarto yang menulis tentang pengembangan agrowisata kopi Lampung Barat di Fajar Sumatera.

dst.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar