Oleh
Zairin Salampessy
|
Penulis dan Direktur Yayasan Firda Athira Foundation (FAF) Firda Athira Azis (kedua kiri), membubuhkan tanda tangan pada buku Aku dan Laut Indonesia, yang diluncurkan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Falah Waetuno, Desa Patuno, Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (17/12/2019).(GATRA/Zairin Salampessy/ar) |
Wakatobi, Gatra.com - Mata Siti Nur Maulia (10), berbinar-binar saat mendapatkan buku berjudul "Aku dan Laut Indonesia", yang baru saja diluncurkan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Falah Waetuno, Desa Patuno, Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara Selasa (17/12/2019).
Selain Maulia, ada 164 anak lainnya di Wakatobi, yakni dari MI Nurul Falah, SD 1 Patuno SD 2 Patuno, SD Waelumu, mendapatkan buku yang ditulis Firda Athira Azis dan diterbitkan oleh Yayasan Firda Athira Foundation (FAF) ini.
"Saya suka sekali dengan bukunya. Gambar-gambarnya bagus dan ada pelajaran di buku ini. Ikan-ikan di buku ini juga ada di laut kami," ujar siswi kelas 6 SD Waelumu ini, kepada Gatra.com, saat dimintai komentar soal buku yang didesain dengan gaya animasi film-film kartun Hollywood, oleh Diecky Suprayogi, Bagus Saputro dan Dinda dari Dipadira Studio ini.
Kepada
Gatra.com, Direktur dan Co-Founder FAF, Firda Athira Azis menuturkan, misinya menulis dan menerbitkan buku ini untuk mengajak anak-anak bersama-sama mencintai dan menjaga kelestarian laut di daerah mereka masing-masing.
"Sebagai generasi langgas (generasi milenial), saya berpikir bahwa sudah saatnya saya aktif memberikan edukasi pada anak-anak Indonesia, tentang mencintai laut Indonesia," ujar putri Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol. Idham Azis, di sela-sela menandatangani buku yang diterbitkan FAF bersama Penerbit Pustaka LaBRAK ini.
Gadis kelas 3 sebuah SMA di Kota Jakarta, yang bercita-cita menjadi dokter dan punya kepedulian besar pada anak-anak ini, berharap para anak Indonesia peduli dan saling bahu-membahu menjaga laut di daerahnya masing-masing.
"Dengan menjaga laut Indonesia, berarti kita berkontribusi juga dalam menjaga kelestarian biota laut Indonesia yang sangat kaya," imbuh buah hati pasangan Drs. Idham Azis M.Si dan Fitri Idham S.K.M., yang aktif pada beragam kegiatan sosial dan kemanusiaan, termasuk bersama anak-anak di pesisir pantai ini.
Dia mengingatkan, begitu luasnya laut Indonesia, menjadikannya rumah besar bagi ribuan jenis biota laut.
"Ribuan biota laut itu, antara lain 2.057 spesies ikan terumbu karang, 120 spesies ikan hiu, 2 spesies Pari Manta dan 6 dari 7 spesies penyu laut yang ada di dunia," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Pendiri dan Pembina Firda Athira Foundation, Dwi Prihandini, menyebutkan bahwa generasi langgas memiliki kekuatan untuk mengakses informasi dan menyebarkan informasi dengan cepat.
"Tak hanya itu, jumlah populasi mereka yang cukup besar yaitu sekitar 84 juta orang, merupakan kekuatan baru yang dapat membawa perubahan positif," ujar Dwi yang juga adalah Inspirator Nasional Kementerian Pemberadayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) RI itu.
Menurut Dwi, sebagai sebuah negara yang memiliki komposisi laut sebesar 75%, upaya positif yang dilakukan oleh Firda Athira Azis untuk mempersuasi lewat kegiatan ini patut diapresiasi.
"Harapan saya, dengan adanya buku ini, semakin banyak remaja yang memiliki kepedulian terhadap laut Indonesia, dan semakin banyak anak Indonesia yang tergugah hatinya untuk mencintai laut Indonesia serta menjaga biota lautnya," ujar psikolog perdamaian, yang juga Direktur Clerry Cleffy Institute ini.
Dwi menyebutkan, pada acara peluncuran buku yang dikemas dengan suasana ceria dan menghibur bagi anak-anak ini, setiap undangan mendapatkan goody bag dari FAF yang isinya antara lain tas sekolah, tas kain blacu, satu (1) pak buku tulis (isi 10 buah), pouch, dan tumbler air minum.
"Kami sengaja memberikan tumbler air minum, dengan maksud mengedukasi anak-anak agar mengurangi penggunaan botol plastik air mineral. Sebab botol plastik bekas kemasan air mineral ikut menyumbang sampah pada pantai beberapa daerah di Indonesia. Semoga di Wakatobi tidak," harap Dwi.
Selain masing-masing murid dan kepala sekolah mendapatkan buku Aku dan Laut Indonesia, kepada keempat sekolah juga diberikan alat permainan Ular Tangga raksasa.
Sumber:
Gatra.com | 17 Desember 2019